JAKARTA, KOMPAS.com — Fortune Indonesia kembali merilis 100 perusahaan terbesar di Indonesia pada tahun 2012 yang terangkum dalam Fortune 100.
Peringkat Fortune 100 antara lain berdasarkan pendapatan perusahaan di sepanjang tahun 2012. Obyek Fortune 100 adalah perusahaan-perusahaan yang terdaftar di BEI hingga 18 April 2013 dan memiliki data kinerja keuangan lengkap.
Astra International (ASII) masih tetap menjadi perusahaan terbesar di Indonesia dengan pendapatan tahun 2012 mencapai Rp 188,053 triliun. Sementara PT Telekomunikasi Indonesia (TLKM) berada di posisi kedua dengan pendapatan Rp 77,143 triliun
Posisi ketiga adalah HM Sampoerna (HMSP) yang meraup Rp 66,143 triliun, meloncat dari posisi 6 dengan menggeser United Tractor (UNTR) yang harus puas tertendang di posisi 6 dengan pendapatan Rp 55,953 triliun.
Adapun posisi keempat ialah Bank Rakyat Indonesia (BBRI) yang meraih Rp 58 triliun. Posisi tersebut bertukar tempat dengan Bank Mandiri (BMRI) yang harus puas di posisi lima dengan pendapatan Rp 56,917 triliun.
Di tahun keempat Fortune 100 ini, kinerja emiten di sektor properti dan real estat serta sektor perdagangan dan jasa cukup bersinar.
Vice President Head of Equity Research Danareksa Sekuritas, Chandra Pasaribu, mengatakan, salah satu cemerlangnya kedua sektor tersebut adalah suku bunga yang rendah selama 2012.
Sepanjang tahun lalu, Bank Indonesia memang menahan BI Rate di posisi terendah sepanjang sejarah, yakni 5,75 persen. Ini membuat bunga kredit murah dan memicu rumah tangga untuk terus lebih banyak membelanjakan uangnya, sedangkan untuk pelaku usaha ini merupakan kesempatan melakukan ekspansi dengan bunga murah.
Peringkat Fortune 100 antara lain berdasarkan pendapatan perusahaan di sepanjang tahun 2012. Obyek Fortune 100 adalah perusahaan-perusahaan yang terdaftar di BEI hingga 18 April 2013 dan memiliki data kinerja keuangan lengkap.
Astra International (ASII) masih tetap menjadi perusahaan terbesar di Indonesia dengan pendapatan tahun 2012 mencapai Rp 188,053 triliun. Sementara PT Telekomunikasi Indonesia (TLKM) berada di posisi kedua dengan pendapatan Rp 77,143 triliun
Posisi ketiga adalah HM Sampoerna (HMSP) yang meraup Rp 66,143 triliun, meloncat dari posisi 6 dengan menggeser United Tractor (UNTR) yang harus puas tertendang di posisi 6 dengan pendapatan Rp 55,953 triliun.
Adapun posisi keempat ialah Bank Rakyat Indonesia (BBRI) yang meraih Rp 58 triliun. Posisi tersebut bertukar tempat dengan Bank Mandiri (BMRI) yang harus puas di posisi lima dengan pendapatan Rp 56,917 triliun.
Di tahun keempat Fortune 100 ini, kinerja emiten di sektor properti dan real estat serta sektor perdagangan dan jasa cukup bersinar.
Vice President Head of Equity Research Danareksa Sekuritas, Chandra Pasaribu, mengatakan, salah satu cemerlangnya kedua sektor tersebut adalah suku bunga yang rendah selama 2012.
Sepanjang tahun lalu, Bank Indonesia memang menahan BI Rate di posisi terendah sepanjang sejarah, yakni 5,75 persen. Ini membuat bunga kredit murah dan memicu rumah tangga untuk terus lebih banyak membelanjakan uangnya, sedangkan untuk pelaku usaha ini merupakan kesempatan melakukan ekspansi dengan bunga murah.
"Yang paling dekat dengan rumah tangga tentunya sektor retail, otomotif, dan perumahan. Sektor ini terdongkrak sehubungan dengan suku bunga rendah," ujarnya.
Hal tersebut membuat Sumber Alfaria Trijaya Tbk (AMRT) berhasil menyodok dari peringkat 27 ke peringkat 19. Begitu pula dengan Erajaya Swasembada (ERAA) yang berhasil melompat tinggi dari posisi 68 ke 39. Erajaya juga mencatatkan pertumbuhan pendapatan tertinggi di antara 100 perusahaan terbesar di Indonesia dengan pertumbuhan sebesar 87 persen.
Namun, tahun lalu memang kurang bersahabat bagi sektor pertambangan dan pertanian karena turunnya harga komoditas. Di sektor pertanian dari empat emiten yang masuk dalam daftar Fortune 100, hanya dua perusahaan yang tumbuh, yakni Salim Ivomas Pratama Tbk (SIMP) (no 37) dan Astra Agro Lestari Tbk (AALI) (no 45).
Pada tahun 2013 ini, perusahaan harus menghadapi tantangan di dalam negeri karena perekonomian Tanah Air diprediksi melemah. "Jika ingin tetap berkibar, perusahaan-perusahaan harus mampu meramu strategi yang mumpuni," demikian Fortune Indonesia.
Berikut daftar 25 perusahaan terbesar (daftar lengkap silakan simak di Majalah Fortune edisi Khusus pada bulan Juli ini)
2012 Nama Perusahaan Pendapatan
1 ASTRA INTERNATIONAL Rp 188,053 triliun
2 TELEKOMUNIKASI INDONESIA (PERSERO) Rp 77,143 triliun
3 HM. SAMPOERNA Rp 66,626 triliun
4 BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) Rp 58 triliun
5 BANK MANDIRI (PERSERO) Rp 56,917 triliun
6 UNITED TRACTORS Rp 55,953 triliun
7 INDOFOOD SUKSES MAKMUR Rp 50,059 triliun
8 GUDANG GARAM Rp 49,028 triliun
9 BUMI RESOURCES Rp 35,416 triliun
10 BANK CENTRAL ASIA Rp 35,188 triliun
11 ADARO ENERGY Rp 34,918 triliun
12 GARUDA INDONESIA (PERSERO) Rp 32,573 triliun
13 BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO) Rp 31,150 triliun
14 SMART Rp 27,526 triliun
15 UNILEVER INDONESIA Rp 27,303 triliun
16 PERUSAHAAN GAS NEGARA (PERSERO) Rp 24,168 triliun
17 BANK DANAMON INDONESIA Rp 23,971 triliun
18 INDAH KIAT PULP & PAPER Rp 23,621 triliun
19 SUMBER ALFARIA TRIJAYA Rp 23,366 triliun
20 INDO TAMBANGRAYA MEGAH Rp 22,878 triliun
21 INDOSAT Rp 22,420 triliun
22 AKR CORPORINDO Rp 21,673 triliun
23 INDOFOOD CBP SUKSES MAKMUR Rp 21,574 triliun
24 BARITO PACIFIC Rp 21,528 triliun
25 CHANDRA ASRI PETROCHEMICAL Rp 21,436 triliun
Hal tersebut membuat Sumber Alfaria Trijaya Tbk (AMRT) berhasil menyodok dari peringkat 27 ke peringkat 19. Begitu pula dengan Erajaya Swasembada (ERAA) yang berhasil melompat tinggi dari posisi 68 ke 39. Erajaya juga mencatatkan pertumbuhan pendapatan tertinggi di antara 100 perusahaan terbesar di Indonesia dengan pertumbuhan sebesar 87 persen.
Namun, tahun lalu memang kurang bersahabat bagi sektor pertambangan dan pertanian karena turunnya harga komoditas. Di sektor pertanian dari empat emiten yang masuk dalam daftar Fortune 100, hanya dua perusahaan yang tumbuh, yakni Salim Ivomas Pratama Tbk (SIMP) (no 37) dan Astra Agro Lestari Tbk (AALI) (no 45).
Pada tahun 2013 ini, perusahaan harus menghadapi tantangan di dalam negeri karena perekonomian Tanah Air diprediksi melemah. "Jika ingin tetap berkibar, perusahaan-perusahaan harus mampu meramu strategi yang mumpuni," demikian Fortune Indonesia.
Berikut daftar 25 perusahaan terbesar (daftar lengkap silakan simak di Majalah Fortune edisi Khusus pada bulan Juli ini)
2012 Nama Perusahaan Pendapatan
1 ASTRA INTERNATIONAL Rp 188,053 triliun
2 TELEKOMUNIKASI INDONESIA (PERSERO) Rp 77,143 triliun
3 HM. SAMPOERNA Rp 66,626 triliun
4 BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) Rp 58 triliun
5 BANK MANDIRI (PERSERO) Rp 56,917 triliun
6 UNITED TRACTORS Rp 55,953 triliun
7 INDOFOOD SUKSES MAKMUR Rp 50,059 triliun
8 GUDANG GARAM Rp 49,028 triliun
9 BUMI RESOURCES Rp 35,416 triliun
10 BANK CENTRAL ASIA Rp 35,188 triliun
11 ADARO ENERGY Rp 34,918 triliun
12 GARUDA INDONESIA (PERSERO) Rp 32,573 triliun
13 BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO) Rp 31,150 triliun
14 SMART Rp 27,526 triliun
15 UNILEVER INDONESIA Rp 27,303 triliun
16 PERUSAHAAN GAS NEGARA (PERSERO) Rp 24,168 triliun
17 BANK DANAMON INDONESIA Rp 23,971 triliun
18 INDAH KIAT PULP & PAPER Rp 23,621 triliun
19 SUMBER ALFARIA TRIJAYA Rp 23,366 triliun
20 INDO TAMBANGRAYA MEGAH Rp 22,878 triliun
21 INDOSAT Rp 22,420 triliun
22 AKR CORPORINDO Rp 21,673 triliun
23 INDOFOOD CBP SUKSES MAKMUR Rp 21,574 triliun
24 BARITO PACIFIC Rp 21,528 triliun
25 CHANDRA ASRI PETROCHEMICAL Rp 21,436 triliun
sumber : kompas.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar